Rabu, 21 November 2012

KABAR YANG TERSISA

Ternyata benar bahwa mood itu memang diperlukan oleh seseorang manakala dia akan memulai sesuatu kebiasaan. Begitu juga dengan aku. Untuk memulai lagi menulis di blog ini mencari mood yang tepat, rasanya susah betul. Ketika beberapa hari yang lalu setelah selesai membesuk mantan Ketua RT-ku yang sakit dirumahnya, barulah inspirasi itu datang. Tapi tulisan ini tak berkaitan dengan sakit stroke beliau yang sudah di derita lebih kurang  2 Bulan lamanya,  melainkan berupa catatan perjalanan pulang kampung ke Medan dan Pangkalan Brandan yang kulakukan  periode Agustus 2012 sampai September yang lalu. Itupun sebatas yang sempat dicatat dan diingat..

09-08-2012 :
Aku tak ingat sudah berapakali aku menginjakkan kaki di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok ini. Ya, tibanya aku disini memang dalam rangka pulkam bukan manjampuik...hehehe. Setelah tidak lagi aktif bekerja per 31 Juli 2012, aku mempunyai kebebasan waktu. Tinggal tunjuk mana suka tanggal di kalender kapan aku mau pulkam dan balik ke Jakarta. Hari ini aku memulai perjalananku pulkam yang kurencanakan selama sebulan.
Kapal laut yang kunaiki bernama KM Kelud.

Foto : KM Kelud.

Tak begitu banyak penumpang. Padahal konon menurut riwayat menjelang lebaran, semua angkutan umum penuh sesak dengan penumpang yang hendak pulkam.
Setelah menunggu lebih kurang 2 Jam dari Jam 08.00 WIB, KM Kelud mulai bergerak meninggalkan Pelabuhan Tanjung Priok. Aku ada di dek 3 ekonomi bercampur dengan 'rakyat kecil'... hahaha...sombong kali pulak, Emangnya ada rakyat besar ? Ternyata enak juga suasana di dek ini. Betul-betul suasana kekeluargaan. Di dek 3 ini juga aku menemui sepupu temanku Zulkifli Hardtop yang akan pulkam ke Brandan bersama 3 putra/i-nya.Tapi aku banyak menghabiskan waktu di bagian atas kapal. Dekat 'pilot' kapal laut. Di tengah laut suasana pemandangannya bagus. Kiri kanan, depan belakang, kulihat semuanya air. Tak ada pohon-pohonan apalagi lampu lalu lintas...hehehe.

10-08-2012  :
Aku terkesan dengan pengurus Musholla di KM Kelud. Ternyata mereka para petinggi di kapal. Kulihat wajah-wajah yang berseragam Kapten, Mu'alim, ABK, kalau sedang mengontrol tiket penumpang ada semuanya di musholla ini. Alhamdulillah, membuat perjalanan menjadi tenang. Tapi yang lebih membuatku terkesan, beberapa Jama'ah Tabligh juga aktif di musholla. Aku jadi teringat beberapa kerabatku yang ikut menjadi anggota jama'ah ini. Menurut mereka, penamaan Tabligh itu sebenarnya bukan dari mereka tapi dari masyarakat. Pernah juga aku mendengar langsung dari mulut seorang ustad yang menamakan jama'ah mereka ini dengan nama : Jama'ah Kompor. Karena menurut sang ustad tadi, ciri khas mereka kemana-mana membawa kompor. Tapi khusus Jama'ah yang ada di kapal ini, kecil kemungkinan mereka membawa kompor. Patut diberikan acungan jempol buat jama'ah ini, merekalah yang rajin meramaikan mesjid-mesjid kemanapun mereka pergi (keluar atau khurusy).
Pukul 16.00 WIB, kapal tiba di Batam. Sebelum tiba di Batam, dari kejauhan aku sempat melihat pemandangan hutan beton di sebuah pulau. Ternyata itu gedung-gedung bertingkat Negara Singapore. Indah sekali. Mudah-mudahan suatu ketika Allah SWT memberikan kesempatan kepadaku untuk melancong kesana. Bukan untuk tempat tinggal. Lho, memang kenapa ? ya gak apa-apa sih. Cuma ngukur diri aja...hehehehe. Maksudnya apa ngukur diri ? ya iyalah...awak kan bukan kongklomerat ! buktinya, hp aku kena biaya roaming....keasyikan telfonan ama kawan aku tak sadar saat melewati Singapore. Hilang pulsa Rp. 30 rb. hahahahaha....
Di Batam ini juga suasana di kapal jadi berubah drastis. Ratusan manusia naik ke kapal. Wuiiih...kapal jadi penuh sesak oleh penumpang. Dek 3 tempatku bersama rakyat kecil jadi betul-betul tak nyaman. Kalau sebelumnya bebas mau jalan-jalan kebagian lain tapi sudah tak bisa lagi. Hampir tiap sudut dipenuhi manusia.   Begitu juga mau ke kamar mandi sudah tak bisa seenaknya. Harus antri....hehehehe. Aku sempat melihat dari atas kapal pemandangan yang langka, setidak-tidaknya bagiku, ada 5 sampai 6 orang ibu-ibu 'perkakas eh perkasa' yang turun naik membawa beban berat berupa dus besar maupun kecil. Sambil berlari-lari kecil seperti berkejaran dengan setan...eh seperti di kejar setan kecil...hehehehe. Luar biasa ! Ternyata setelah kapal berjalan kembali dan aku masuk ke dalam kapal, barulah aku tahu bahwa mereka, ibu-ibu 'perkasa' tadi adalah pedagang. Mereka berdagang hampir di tiap tangga. Aku pikir bebas sekali ini kapal. Tak ubahnya seperti naik bis ekonomi. Pedagang asongan bebas berdagang di dek. Pantaslah orang-orang jahat (kalau kata Densus 88, Teroris.., kali yee) bisa tak terlacak kalau di kapal. Macam mana ini Pak Menteri ?

11-08-2012 :
Alhamdulillah, Tepat Jam 18.00 WIB KM Kelud yang kunaiki merapat di Pelabuhan Belawan, Medan.
Hai Medan, Aku datang lho.....

Foto : Istana Maimun, Medan.

Kulihat abangku Ahmad Nasoha--yang guanteng se-pelabuhan...hehehe, sudah di bawah sambil melambaikan tangan memberi tanda. Disebelahnya ada Ali, suami keponakanku Dessy yang juga wartawan Harian Analisa. Aku sempat diwawancari oleh Ali dan temannya reporter RCTI ketika sudah di bawah. Lumayan...numpang ngetop....hehehe.
Setelah istrahat sebentar, karena tadi ketika turun ikut desak-desakan bersama penumpang yang lain, aku berangkat bersama abangku menuju rumahnya di Marelan. Sebelumnya aku sempat menanyakan ke sepupu temanku Zoel apakah ada yang menjemput. Alhamdulillah ternyata ada.
Alhamdulillah, setelah makan malam di rumah abangku, aku berangkat lagi ke kediaman kakakku Radiah Hefzi alias Diah alias Kak Teta di Martubung. Kulihat ada ibundaku tercinta di situ, Siti Aisyah binti Jaya. Ternyata rumah kakakku  hanya beda beberapa rumah dari rumah makku. Ada juga kakakku yang lain, Kak Ngah dan abangku Abubakar Siddiq alias Bang Ayang serta ponakan-ponakanku.
Bahagianya hati bisa bertemu kembali dengan keluargaku di Medan ini. Terutama kakakku Siti Sarah alias Caah alias Kak Ngah yang lebih kurang 20 tahun tak bersua. Sejak pulang dari negara Malaysia, kelihatan beliau jadi kurus. Padahal waktu di Malaysia masih gemuk. Apa aku juga harus 'semedi' di Malaysia ya biar bisa gemuk...hehehehe.

15-08-2012 :
Aku ke Binjai bersama kakakku Kak Ngah, ketempat teman fb-ku Hj. Kamsinah Tarigan yang ternyata sahabat karibnya. Kami telat tiba di Binjai. Rencana berbuka puasa di sana ternyata tak bisa. Diperjalanan macetnya luar biasa. Terpaksa kami buka di Asem Baris, Medan. Alhamdulillah sambutan tuan rumah sangat ramah. Kami disuguhi menu berbuka puasa sekaligus menu makan malam.
Kulihat memang terbukti apa yang diinformasikan oleh kak Hajjah Kamsinah selama ini via sms, telfon maupun chatingan di fb, bahwa beliau mempunyai kegiatan PAUD, TBM, TK, Perpustakaan dalam satu areal dengan label : Restu Bunda. Sempat juga kami membahas tentang proposal Rintisan Rumah Pintar 2012 dari Kemendikbud. Sayang proposal hasil print-out dari download yang kukirim via email itu belum di isi. Jadi aku belum bisa bawa ke Jakarta.
Pukul 22.00 WIB, kamipun pamit dan langsung menuju ke Jalan Veteran, rumah kediaman uncu, mak cikku.
Kami menginap di sana. Ternyata mereka sekeluarga sedang berkemas-kemas karena hendak berangkat esok hari ke Bengkulu. Mereka berlebaran di sana. Ditempat salah satu putranya, Iskandar atau Bang Oik.
Terkejut juga aku melihat rumah baru Uncu, tak menyisakan sedikitpun bangunan lama yang bagiku sangat penuh kenangan. Masa kecilku dulu, kalau sedang ke Binjai bersama Mak, selalu menginap di sini.

16-08-2012 :
Pagi ba'da sholat subuh, aku berolah raga ringan di Lapangan Sepakbola tangsi depan rumah mak cikku. Sekeliling  lapangan ini sudah banyak yang berubah. Terutama bangunannya. Banyak berdiri ruko dan perkantoran. Aku JJP (Jalan Jalan Pagi) sampai ke ujung Jalan Sudirman. Tak banyak yang bisa aku ingat dengan Kota Binjai ini. Walaupun 32 tahun yang lalu aku sering ke kota ini, namun hanya sekedar mampir. Sama seperti kalau aku ke Kota Medan. Sebab masa kecilku sampai aku tamat SMP kuhabiskan di Kota Pangkalan Brandan.
Siang, pukul 10.30 WIB, aku dan kakakku kembali ke Medan.
Sampai di Medan, kira-kira pukul 14.00 WIB kami langsung menuju kediaman Ali, ternyata ada pesta kebun dengan menu utamanya : ikan mas bakar. Wow ! aku bangeeet ! hehehehe....

18-08-2012 :
Alhamdulillah, selesai sudah puasa ramadhanku tahun ini dengan terdengarnya azan maghrib. Disusul suara Takbir di Mesjid dekat rumah makku.  Full..full..full.,,hehehehe. Diterima gak ya sama Allah ? wallahu'alam lah.

19, 20, 21-08-2012 :
Aku benar-benar menikmati suasana berlebaran bersama-sama keluargaku di Medan. Disamping mengingatkan masa kecilku dulu, baru tahun inilah semua saudara-saudara kandungku berkumpul. Bayangkan hampir 30 tahun lebih kami tak pernah berkumpul bersama-sama. Alhamdulillah.
Namun ada juga yang membuatku sedih, istri dan kedua anakku tak ada di Medan ini. Mereka lebih memilih tidak ikut ke Medan. Hanya mau berlebaran di Depok. Sebetulnya ada faktor 'x' sih...hehehehe

21-08-2012 :
Siang,  rombongan keluargaku dengan menaiki 3 kendaraan mobil, berangkat ke Pangkalan Brandan. Transit di Tanjung Pura ke kediaman Andung Pinah (sepupu ortu alm. abahku).. Di tempat inilah almarhum abahku lahir dan beliau jugalah yang membantu kelahiran almarhum abahku. Andungku yang sudah sangat sepuh ini sudah tak bisa di ajak ngobrol. Usianya sudah lk 92 Tahun. Tahun 2010 yang lalu ketika aku pulkam dan mampir ke sini, beliau masih bisa jalan dan ngobrol. Juga masih bisa menunjukkan kamar tempat almarhum abahku dilahirkan. Sekarang andung hanya bisa tergeletak di tempat tidurnya. Matanya hanya terpejam. Pipinyapun sudah sangat kempot. Aku hanya bisa mendo'akan semoga Allah SWT memberikan yang terbaik buat beliau. Amiin...
Pukul 13.30 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Pangkalan Brandan, transit di Securai, kediaman Bang Syaiful Bahri. Abangku ini sebenarnya Pak Cikku. Karena almarhum abah beliau adalah adik almarhumah andungku (ortu dari alm. abahku). Karena usianya tak terpaut jauh dengan kak Ngah, maka kami panggil beliau abang. Dari sejak sekolah di STM sampai tamat beliau tinggal di rumah kami.
Sore, kira-kira Jam 16.00 WIB, sampailah kami di Brandan dan langsung menuju Jln. Thamrin Gang Amal No. 33. Tempat yang amat sangat bersejarah bagi kami semua.

Foto : Tugu Pahlawan, Pangkalan Brandan.

Aku, adikku Riki dan Reza sudah tak tahan meninjau langsung eks rumah kediaman masa kecil kami yang sudah mirip 'sarang hantu'. Hampir menangis rasanya melihat kondisi rumah ini. Aku pun tak tahu siapa penghuni terakhir rumah yang sudah di segel oleh Bank Mandiri ini. Bergejolak rasanya hati.
Setelah puas melihat sekeliling rumah aku pun bergabung dengan mak, abang-abang dan kakak-kakak serta adik-adikku bersilaturahmi ke tetangga-tetangga. Beberapa masih ada orang lama. Masih ingat dengan kami. Tapi sudah banyak juga yang tak ada. Sudah almarhum atau sudah pindah ke tempat lain. Aaaah...bahagianya hati bisa kembali ke kota yang penuh kenangan ini.
Aku sampai menginap di Gang Amal ini di rumah tetangga lamaku bersama kakakku kak Ngah. Alhamdulillah beliau dengan senang hati bersedia rumahnya di pakai sebagai tempat kami menginap. Teman-teman masa kecilku pun sempat bertemu di Gang Amal ini. Sempat juga aku dan temanku bersilaturahmi ke teman fb-ku Trismisnawati di Jl. Gotong Royong walau hanya sebentar.

22-08-2012 :
Ba'da sholat subuh, dengan memakai kain sarung aku berjalan kaki ke Sekolah Muhammadiyah seberang parit kanal. Sekarang sekolah itu kalau dilhat dari Gang Amal hanya tembok tinggi. Terpaksa aku harus jalan memutar lewat jembatan Jalan Kalimantan. Dulu cukup dengan sambil berlari menuruni parit kanal dan naik kembali--karena dulu parit kanal di luar musim banjir tak ada airnya alias kering--sudah sampai di sekolah itu. Setelah sarapan pagi, aku meneruskan jalan kaki (kain sarung ganti celana panjang...hehehe) dari pinggir parit kanal ke arah Jl. Jawa. Di sini aku melihat Madrasah Ubudiyah, tempatku dulu mengaji. Aku seangkatan dengan almarhumah Herlina Kasir, mantan pacar abangku Didik yang meninggal dunia karena hanyut di Pantai Buaya. Lanjut ke Puraka I, perumahan eks karyawan Pertamina yang sekarang tak berpenghuni dan tak terawat. Padahal dulu rumah-rumah panggung ini cukup mentereng.kemudian lanjut ke SMPN I, tempat sekolahku dulu. Puas melihat SMP-ku, aku lanjut ke rumah temanku Cek Na. Di sini aku di sambut Abang dan Adiknya Nurul (Oonk)...kaget ya Onk, pagi-pagi gak pakai janji dulu main datang aja. Ibu sakit kan Onk ? abang do'ain ya agar ibu cepat sembuh.

30-08-2012 :
Aku kembali ke Brandan karena ada rencana yang mau dijalankan. Langsung ke rumah sahabat kecilku. Setelah sholat Jum'at di sana, kamipun menuju Pangkalan Susu dengan mengendarai sepeda motor. Tanpa helm...hehehe. Bebas betul rupanya Brandan ni. Setiap jalan yang kami lewati mengembalikan ingatanku ke masa kecil. Seperti waktu melewati Tangkahan Lagan, aku teringat pernah belajar main golf di lapangan golfnya, di rawat di Rumah Sakit Pertamina, berenang di kolam renangnya sampai memetik jambu monyet di pohon yang ada di sana. Sayang, sekarang sudah tak bebas lagi masuk ke Tangkahan Lagan. Karena sudah jadi Markas Marinir. Tiba di Pangkalan Susu kami langsung ke lokasi kerja. Tapi hanya 1/2 jam saja. Setelah dari Pangkalan Susu kami balik ke Brandan melalui Golf Lama. Terlihat rumah-rumah eks karyawan Pertamina yang sudah banyak tak berpenghuni. Padahal waktu aku tinggalkan dulu (1980) masih merupakan perumahan yang cukup terpandang karena memang enak dipandang dengan bangunannya yang tersusun rapi. Mirip perumahan BTN zaman sekarang. Ditempat ini pulalah aku dan kawan-kawan mencari ikan plaga...hahaha. Ketika aku melewati 'markas besar' Pertamina UP I Pangkalan Brandan,



Foto : Kilang Minyak Pangkalan Brandan yang mulai 2010 berubah operasi menjadi Kilang Elpiji

aku teringat dulu sering diajak ke kilang ini oleh abahku yang saat itu menjadi kontraktor Pertamina. Kini kilang itu terasa sepi. Hanya beberapa Satpam yang terlihat menjaga di pintu gerbangnya.  Padahal betapa tinggi nilai sejarah kilang minyak Pangkalan Brandan ini. Karena kilang minyak inilah cikal bakal industri perminyakan di Indonesia. Bahkan nomor dua di dunia. Tak mengherankan sewaktu 'booming' minyak antara Tahun 1970-an sampai Tahun 1980-an, Minyak Pangkalan Brandan berkontribusi besar terhadap pembangunan di Indonesia. Tapi sangat disayangkan kontribusi yang begitu besar tak diimbangi oleh pembangunan di Pangkalan Brandan secara keseluruhan. Dulu komplek Pertamina lengkap dengan Rumah Sakit-nya yang terbesar di Indonesia dan lapangan golf-nya yang konon terindah di Asia Tenggara adalah simbol dari kejayaan Pertamina di Brandan. Walaupun di luar komplek tak membekas, kini setelah 32 Tahun berlalu, keadaan itu terbalik. Komplek Pertamina yang ada sekarang lebih pantas dijadikan museum. Aaaah...entahlah, rasanya tak kuat aku menatap lama-lama kilang minyak yang penuh sejarah ini. Tapi karena masih penasaran aku lanjut juga berkeliling sekedar bernostalgia. Aku melihat Mesjid Pertamina lama yang sudah hampir hancur. Mirip dengan rumahku yang di Gang Amal. Di mesjid inilah dulu aku sering sholat Jum'at dan sholat tarawih waktu Ramadhan tiba. Terlihat dari mesjid ini lapangan sepakbola Petro Ria dan lapangan basket. Aku sempat juga main bola di lapangan bola itu. Di lapangan itu juga aku sering ikut upacara setiap Tgl. 17 Agustus. Start dari lapangan bola kemudian keliling kota Brandan dan finish di lapangan kembali. Dan lapangan basket itu...ya lapangan basket itu...di situlah aku mengucapkan kata berpisah dengan 'my first-love' untuk waktu yang entah sampai kapan karena aku akan melanjutkan study ke Jakarta. Aaaaa...benar-benar kenangan yang sulit dilupakan, Dari situ kami ke eks sekolah SD-ku. Lama aku menatap bekas sekolahku yang sekarang sudah menjadi gedung sekolah SMA DP. Di SD ini aku hanya 5 Tahun. SD kelas 1 & separuh kelas 2 di KM 18 antara Binjai dan Medan. Sayang, karena cuaca hujan aku terpaksa menahan keinginanku untuk keliling kota Brandan. Malam ini menginap di rumah bang Syaiful karena tidak diizinkan pulang oleh mak dan abangku. Mereka bilang susah dapat kendaraan umum di Pinang Baris. Hahahaha...Baju satu kering di badan....

01-09-2012 :
Akhirnya lepas juga rasa rinduku melihat kota Brandan. Dengan menaiki sepeda motor aku diantar bang Syaiful menelusuri kota Brandan dari arah Jalan Thamrin, Jalan Kalimantan, Balek Umum, Jalan Kartini, Jalan Mesjid, Jalan Dempo, Jalan Wahidin, Jalan Babalan terus ke Sei Bilah. Khusus di Jalan Mesjid ini aku melihat banyak perubahan di banding 32 tahun yang lalu. Sudah banyak toko-toko baru dan perkantoran terutama Bank.  Ada juga swalayan.


Foto : Simpang 4 yang sangat ramai

Di Pajak Ikan lama kami beristrahat sebentar. Terlihat kesibukan para nelayan yang merapat di pelabuhan pajak ikan lama ini. Aku ingat, dulu aku sering mandi-mandi di sini dengan kawan-kawanku.


Foto : Pajak Ikan lama Pangkalan Brandan

Terlihat dari sini, nun di seberang sana---kampung Perlis.
Juga masih lekat dalam ingatanku, lomba sampan dengan rute Perlis - Brandan yang dulu sering diadakan di pelabuhan ini. Aku dengar lomba sampan itu sekarang sudah tak ada lagi. Dari tempat inilah aku sering menonton lomba itu. Puas mengingat masa lalu di pelabuhan pajak ikan lama ini, aku dan bang Syaiful melanjutkan perjalanan. Masuk ke Jalan Imam Bonjol, Stasiun, terus ke Jalan Sutomo dan ke Gotong Royong mampir lagi ke rumah Trismisnawati. Sempat juga mampir ke rumah temanku SMP, Riduan alias Endis yang pernah tinggal di Gang Amal. Ternyata beliau tetangga Tris. Hahahaha...sama-sama kaget bin terkejut kami melihat wajah masing-masing. 32 tahun lebih tak jumpa. Sekarang rambut sudah sama-sama beruban. Dulu kami sama-sama ganteng dan banyak pengemar....seleb ABG-lah...hehehehe...gak apa-apa ya muji diri sendiri. Habis dari tadi gak ada yang muji. Husss...astaghfirullah...pujian hanya milik Allah. Ya dah, ma'afin deh.
Ba'da maghrib dan setelah makan malam di rumah bang Syaiful akupun balik ke Medan diiringi dengan senyum.  Ada dua keinginanku yang tak tercapai di Brandan ini : minum es pal kolding dan makan miso.
Es pal kolding Jalan kartini masih tutup karena lebaran. Sementara Miso udah jarang yang jual. Sedih hatiku.
Selamat tinggal Pangkalan Brandan kotaku.





Rabu, 20 Juni 2012

SEKAPUR SIRIH UNTUK BRANDAN TERCINTA

PESAN KHUSUS UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU DI BRANDAN DAN DI PERANTAUAN :
(Kota lain silahkan bikin program sendiri kalau masih perlu)

Awak usulkan supaya bisa dilakukan gerakan besar-besaran membangun Kota Brandan tercinta oleh semua elemen masyarakat minus partai politik (kecuali parpol yang mau ikut dan harus lepas atribut).
Gerakan yang diusulkan adalah GERAKAN CINTA BRANDAN (GCB).
Diawali dengan slogan yang disarankan yaitu :
- Cinta Agama anti Atheis dan Komunis serta paham-paham sesat lainnya
- Cinta Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kebersihan anti kesemrawutan
- Cinta Kasih Sayang dan Persaudaraan anti Permusuhan dan Pertikaian
- Cinta Kerja Keras, Kerja Cerdas anti Kemalasan
- Cinta Ilmu anti Kebodohan
- Cinta Kejujuran anti Kebohongan dan Kemunafikan
- Cinta Kesejahteraan anti Kemiskinan

(silahkan ditambahkan kalau masih kurang)

Diharapkan slogan ini dituangkan dalam bentuk Spanduk besar di tengah kota Brandan. Juga dalam bentuk pamflet, sticker, dll dan disosialisasikan ke masyarakat dengan cara di tempel di kendaraan umum dan pribadi, di warung2 dan ditempat lain yang di rasa perlu.
Gerakan ini harus murni dari masyarakat tanpa embel-embel apapun supaya tidak ada pamrih. Soal dana, bisa dikumpulkan dari swadaya masyarakat dan jg dari perantauan sepanjang disalurkan pada tempat atau lembaga yang tepat (integritasnya sudah di akui).
Dan diharapkan setiap warga masyarakat memiliki 'BUKU WAJIB' tentang sejarah Kota Brandan (wak@Boy Hassan bisa bantu ?)
Demikian pesan khusus dari awak, mudah-mudahan bermanfa'at. Insya Allah, kalau semua elemen masyarakat bersatu, Brandan yang pernah jaya akan bangkit kembali. 
Wallahu'alam...

Sabtu, 09 Juni 2012

PDKT MEMAHAMI SUNNAH


BEBERAPA PENDEKATAN MEMAHAMI SUNNAH

Dua ahad lalu ustad Kahar Calasta memberikan pangayaan materi pada kajian HPT (Himpunan Putusan Tarjih) Muhammadiyah ranting Sukmajaya Depok., tepatnya Tanggal 27 Mei 2011. Ahad lalu Tgl. 03 Juni 2012, materi berupa makalah berjudul "BEBERAPA PENDEKATAN MEMAHAMI SUNNAH"  dibawakan langsung oleh penulisnya sendiri yaitu ustad Rahmat Naibaho MA. MakaIah sebanyak 15 halaman-yang oleh pembahasnya-ustad Ridwan, sebagai makalah yang terlalu ilmiah, insya Allah besok sampai pada sesi Tanya jawab. Terus terang, bagian yang paling kurasa sulit adalah ketika harus menghafal dan mengingat istilah-istilah : Bayan Taqrir, Bayan Tafsir, Tafshilul-mujmal, Tabyinul-Musytarak, Tafshshishu'am, Bayan Tabdil, dll. Tapi Alhamdulillah, ada rasa bangga juga lah bisa ikut kajian seperti ini. Apalagi pemberi makalahnya lulusan Al Azhar Kairo. Cuma ya itu tadi, awak yang ngaji aja tak tamat ibtidaiyah harus mengikuti kajian ini. Dilalahnya, mayoritas jama’ahnya berusia 40 Thn keatas. Kalau orang betawi bilang udeh pade tue-tue. Jadi istilahnya banyak temen yang sama telminya…hahaha. Oke, aku coba aja meringkas makalah dengan bahasa yang mudah kumengerti.

Al-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA :

Karena posisi manusia sebagai khalifah (QS Al Baqarah 2:30), maka Allah SWT memberi kitab sebagai pedoman hidup yang lengkap untuk manusia yang diturunkan melalui RasulNya. Bagian yang tak terpisahkan adalah diperlukan adanya uswah seorang Rasul yang memberi petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang rinci dan operasional (QS An-Nahl 16:43-44).

Al-QUR’AN DAN As-SUNNAH TIDAK TERPISAHKAN & SALING MELENGKAPI :

Muhammad Rasulullah SAW, sebagai uswah hasanah telah menjadi keyakinan yang tak tergoyahkan bagi umatnya. Kedudukan sunnahnya juga tidak terpisahkan dari Al-Qur;an. Cakupan petunjuknya itu meliputi seluruh aspek kehidupan manusia Dalam QS Al-Ahzab 33:21 yang artinya : “ Sungguh keberadaan (eksistensi) Rasulullah bagi kalian adalah sebagai uswah hasanah. Bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kebahagiaan hari akhir, dan dia banyak mengingat Allah”. Dengan demikian seorang muslim wajib menjadikan sunnah sebagai uswah dalam segala hal dan dalam kehidupan yang bersifat ta’abbudi dan juga memanfa’atkan dunia untuk mencari bekal akhirat.
Sedang dalam ayat 36 surat yang sama : “Dan tidak pantas bagi mu’min dan juga bagi mu’minat, bila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan-akan ada bagi mereka pilihan lain- tentang urusan mereka. Dan barang siapa ma’shyiat terhadap Allah dan RasulNya, maka dia telah sesat, kesesatan yang jelas”.
Dua ayat dari AS Al-Ahzab diatas cukuplah sebagai bukti kecintaan iman, dan menjadikan iman itu indah di dalam hati. Akhirnya seorang mu’min akan membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Dan menjadikan ajaran Rasulullah sebagai filter dalam menghadapi faham-faham lainnya. Bukan sunnah Rasul yang disesuaikan dengan zaman, tapi ajaran manusia itulah yang harus disesuaikan dengan sunnah Rasul.

BAHAYA INGKAR TERHADAP SUNNAH BERDASARKAN AL-QUR’AN :

AL-QS An-Nissa’ 4:150-151 :”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan RasulNya, dan bermaksud memilah-milah antara keimanan kepada Allah dan rasul-rasulNya dengan mengatakan : kami mengimani sebagian dan kami kafir kepada sebagian yang lain, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Mereka itulah yang lengkap kriterianya sebagai orang kafir. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu ‘adzab yang sangat menghinakan”.
Dalam ayat ini tersirat bahwa kafir itu terdiri dari empat golongan, yaitu :
Pertama, Kufur kepada Allah dan RasulNya secara keseluruhan, mereka diberi peringatan atau tidak, sama saja tetap tidak beriman (QS Al-Baqarah 2:6). Tokoh-tokohnya antara lain, Fir’aun, kaum ‘Ad, kaum Luth dan Abu Lahab.
Kedua, memisahkan antara Allah dan RasulNya, mereka mengaku mengimani Allah tapi menolak para RasulNya. Masuk dalam golongan ini (contoh di Indonesia, kaum ingkar sunnah, aliran kepercayaan atau penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ketiga, mengimani Allah SWT tapi mengimani Rasul sebahagian saja. Juga masuk dalam golongan ini orang yang mau menerima sebagian hukum Allah dan menolak yang lain. Jelasnya, yang sesuai dengan hawa nafsunya saja. Misalnya, rukun Islam yang lima dikerjakan semua, tapi dalam hal menikah, waris, pakaian dan peradilan, mereka menolak ketentuan Allah dan RasulNya. Kira-kira ada gak ya model begini ?
Keempat, golongan yang mencari jalan lain, yang tidak berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka lebih senang mengambil jalan pikirannya sendiri. Sebagian mufassir berpendapat bahwa Ahli Bid’ah termasuk golongan ini.
           
SUMBER SUNNAH :

Sunnah Rasul itu bisa diketahui melalui perkataan (Qawliyyah), perbuatan (Fi’liyyah), persetujuan (Taqriyyah), rencana (Hammiyyah) dan penghindaran (Tarkiyyah) Rasulullah SAW.

Minggu, 03 Juni 2012

Allah Sang Pemilik Waktu



~ Demi Masa
~ Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
~ Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan dan saling menasehati supaya menta'ati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS. Al-Ashr 103 : 1-3)